Langsung ke konten utama

MISTERI ANAK-ANAK PAK JAWI (VERSI LENGKAP CHAPTER 1)

 ITUMISTIS

PRA INSIDEN

Sebuah Desa di ujung timur pulau Jawa
Kerap kali dilanda kejadian mistis.
Tapi Warga desa yang lebih memilih diam dan bungkam
Menyalahkan semuanya pada enam orang anak cacat yang misterius.
Hingga tanpa sadar mereka telah melakukan kesalahan 

Chapter 1
February 2014
14:30 WIB
 http://www.itupk.net/app/Default0.aspx?lang=id
PAK JAWI SANG MASTER JAMU

ITUMISTIS - Saya masih bengong ngeliatin kardus-kardus besar menumpuk di gudang rumah, sambil berpikir “Ini perabotan mau diapain??”. Maklum baru satu pekan Saya dan keluarga pindah ke rumah baru ini. Sebelumnya kami tinggal di sebuah rumah di pinggiran desa, tepatnya desa “Soko Gede” (Nama saya samarkan) kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur. Rumah kami sebelumnya berukuran tiga kali lebih besar dari rumah yang sekarang, jadi wajar kalau banyak perabotan yang masih numpuk di gudang soalnya ga muat di tata di rumah, sempet terpikir buat dijual aja, tapii banyak benda-benda bersejarah saya dan keluarga yang gak mungkin untuk diuangkan.

Lima belas menit lamanya saya mondar-mandir di dalam gudang, sampai akhirnya memutuskan untuk menutupnya dan membiarkan barang-barang itu dimuseumkan sementara waktu. Di ruang tamu, Ibu saya lagi duduk santai sambil ngaji kitab kuning, beliau seorang guru madrasah di sebuah pesantren di desa tempat saya tinggal. Maunya sih saya masuk kamar terus tidur siang, capek banget habis rapihin gudang, tapi Ibu saya manggil nyuruh saya pergi ke luar rumah. 

“Nil kamu ke rumah PAK JAWI sekarang ya, pesenin Ibu jamu. Kapan hari udah bilang sih, tapi takutnya lupa, soalnya dia kan udah tua” 

Sedikit males juga sih, bukan Cuma karena capek, tapi karena saya juga gak tahu rumah Pak Jawi itu dimana. Meskipun dari kecil saya lahir di sini, bisa dibilang saya cowo Rumahan yang jarang sekali keluar rumah. Lahir sebagai anak pertama di lingkungan yang gak satupun ada anak seumuran saya, so sebagian besar waktu saya saya habiskan buat TV, Nintendo, dan koleksi komik-komik saya.
 http://www.itupk.net/app/Default0.aspx?lang=id
Akhirnya berangkatlah saya ke rumah Pak Jawi ini, rumahnya sih deket tapi muter-muternya yang bikin lama. Pak Jawi tinggal di Gang “Kadal” yang jaraknya cuma tiga rumah dari rumah saya. Saya juga harus merhatiin jalan yang saya lewati, becek banget!! Tiga hari berturut-turut desa ini diguyur hujan lebat. Dari saking fokusnya sama jalan becek, saya jadi sadar sesuatu, Ga ada satupun jejak ban motor, sandal ataupun tanda-tanda orang lewat di gang ini. 

Akhirnya saya sampai di ujung gang Kadal dimana ada sebuah rumah kecil dari bilik bambu yang gentengnya campuran antara jerami, karung dan kain-kain bekas. Rumahnya sih kecil nan kumuh, tapi halamannya luas banget. Ada sekitar empat sampai enam pohon mangga di halaman depan rumahnya, dan disetiap pohonnya ada ayunan yang terbuat dari ban bekas dan kain bekas.

“Ini halaman rumah udah kaya playground aja, tapiii mana ada anak –anak yang mau maen di tempat kayak gini” Pikir saya dalam hati.

Saya parkirin motor saya di dekat salah satu pohon mangga. Kemudian sambil celingak – celinguk saya jalan mendekati rumah Pak Jawi. Sepi banget, andai saya gak lihat pintu rumahnya yang kebuka lebar pasti saya kirain ga ada orang.

“Assalamualaikum” 

Saya ulangi salam sampai tiga kali, tapi gak ada jawaban. Akhirnya saya coba muter ke belakang rumahnya. Di sebelah belakang rumah ada kandang sapi yang juga udah kumuh, tapi cukup luas untuk menampung rumput pakan sapi yang masih hijau segar. Rumput itu banyak banget, menumpuk bahkan hampir separuh dari kandangnya. Sepertinya rumput ini baru aja diambil dari hutan. Meskipun itu kandang penuh sama rumput, tapi ga satupun saya lihat ada sapi, kuda ataupun hewan lain di kandang itu

“Mungkin si Pak Jawi makan rumput hahahaha”

Saya tertawa pelan gara-gara lelucon yang saya buat sendiri, sebelum akhirnya ada suara orang menjawab salam saya

“Waalaikum salam”

Saya menoleh kearah sebelah kanan kandang, disana ada sebuah sumur yang kayanya sih udah gak kepake soalnya udah gak ada katrolnya. Di sebelah sumur ada seorang kakek tua yang dari tampangnya sih gak tua-tua amat, rambutnya hitam gak beruban seperti kakek-kakek seumuran dia, kumis ama jenggotnya jadi satu sampe mulutnya gak keliatan. Kakek itu kurus sekali, bahkan baju lengan panjangnya pun gak bisa nutupin urat dan tulang si kakek yang menonjol. Belum lagi postur kakek yang bungkuk, membuat beliau susah jalan. Mungkin badan bungkuknya karena penyakit, atau keturunan, entahlah yang jelas kakek itu senyum menyapa saya pakai bahasa Madura halus, yang artinya 
 http://www.itupk.net/app/Default0.aspx?lang=id
“Maaf nak, tadi bapak habis ambil wudhu, jadi gak bisa jawab salam anak” (Ada beberapa madzhab di agama Islam yang melarang orang berbicara ketika berwudhu, karena bisa menyebabkan wudhunya batal)

Saya balas senyum pak jawi sambil menghampiri beliau. Saya sampaikan maksud kedatangan saya. Akhirnya setelah obrolan singkat, pak jawi mengiyakan pesanan Jamu dari Ibu saya.

“Kapan kira-kira selesai pak” Saya bertanya dengan bahasa Madura halus

Pak Jawi melirik ke atas seolah-olah menghitung waktu yang diperlukan buat nyiapin jamu sebanyak satu botol air mineral besar pesanan ibu saya.

“Nanti malam sebelum maghrib bisa anak jemput kesini”

Saya pun mengiyakannya. Sedikit kaget aja, saya kira bakal butuh satu atau dua hari buat nyiapin tuh jamu, eh ternyata nanti udah bisa dijemput. Akhirnya habis basa-basi dikit, saya pamit dan pulang ke rumah.
c

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keluargaku Yang Harmonis Berujung Miris Dan Menyeramkan (CERITA MISTIS NYATA)

Penampakan Tuyul Yang Sering Aku Lihat Dikampungku (Part 3) ITUMISTIS - Perlu diketahui gan, karena aku tinggal di desa maka masih banyak persawahan terbentang luas, ditengah pemukiman pun masih banyak tanah kosong yg tak terurus (kalo diaerahku menyebutnya bon suwung), disana masih banyak pohon yg gede2, tanaman bambu yg rimbun juga semak belukar. Kebetulan rumahku juga deket bon suwung, jadi letaknya dipinggir sebuah gang (halaman rumah jadi satu dengan gang), utara rumahku adalah rumah joglo yg sudah tua milik simbahku, samping rumah joglo itu tanah kosong yg luas (bon suwung), utara bon suwung adalah kuburan.... sementara dibelakang rumahku ada rumah milik pakdheku, belakang rumah pakdheku adalah kali.... kali yg berpuluh2 tahun gak pernah mati karena ada mata air diutara kampungku. Bingung ya gan?emoticon-Bingung  Semua tempat yg aku sebutin itu adalah tempat yg terbilang wingit, apalagi mata air yg terletak di utara kampungku, kata tetua desa kami... di sekitar

KISAH MITOS

Kisah Mitos Tiga Desa Nganteng Bersetubuh Dengan Penunggu Wisata Danau Ngantang Selorejo Malang Cerita Mitos kali ini berkisah nyata tentang akibat Pesugihan.Cerita hantu siluman paling seram dan nyata terbaru ini saya jadikan cerpen horor sebagai artikel pertama untuk mengawali Kumpulan cerita horor nyata seram dan menakutkan terbaru. Sebelum Anda terjerumus, sebaiknya dipikir jernih. Tak ada untungnya melakukan persekutuan gaib dengan makhluk halus. Terlebih dalam urusan kekayaan. Meski enteng syarat dan enteng hasil, namun urusan dibelakangnya sangatlah mengerikan. Segeralah bertobat… Insya Allah, Tuhan memberi jalan terang seterang jalan di Surga. Amin… Pengalamanku terjun di dunia pesugihan, membuatku menyesal seumur hidup. Aku yang kala itu istri dari seorang pimpinan group campursari, sedikitpun tak memikirkan masa depan keluarga. Beratnya menjalankan dan besarnya resiko, tidak lagi sekedar cerita dan mereka yang pernah melakoni dunia pesugihan. Pengalaman mengerikan

Keluargaku Yang Harmonis Berujung Miris Dan Menyeramkan (CERITA MISTIS NYATA)

Suara Misterius Yang Selalu Terdengar (Part 1) ITUMISTIS - Sedikit perkenalan gan, namaku Wawan... Aku tinggal disebuah kampung yg ada dipinggiran kota besar dipulau jawa yg sebagian besar penduduknya masih bertani. Begitu juga dengan orang tuaku, selain bertani mereka juga berdagang. Aku anak kedua dari tiga bersaudara, perlu diketahui gan..tahun 1998 aku lulus SMA, jadi sudah ketebak berapa umurku saat ini. Cerita ini berdasarkan pengalamanku sendiri dan keluarga serta beberapa orang terdekatku. Saat itu aku masih SMA, sepulang sekolah aku dan adik serta kakakku membantu ortuku disawah karena saat itu adalah musim tanam, jadi butuh tenaga ekstra yg tidak mungkin hanya dikerjakan oleh kedua orang tuaku. Sekitar jam 4 sore aku berniat pulang... "Pak aku pulang duluan ya... soalnya tadi udah janjian sama temen" kataku ke bapak. "Ya gak apa2, lagian juga sudah mau selesai kok" kata bapak. Akupun bergegas pulang dengan motorku, sementar